Garam yang biasa disebut
tiosulfat stabil dan berjumlah banyak. Tiosulfat dibuat dengan
memanaskan alkali/larutan sulfit dengan S dan juga dengan mengoksidasi
polisulfida dengan air seperti reaksi berikut
Na2S2O3 + S → Na2S2O3
2NaS3 + 3O2 → 2Na2S2O3 +2S
Selain itu natrium tiosulfat dapat dibuat dari SO2 dengan reaksi sebagai berikut :
2S02(aq) + O2(g) → SO3(g)
Kemudian direaksikan dengan Na2SO3 dan H2O
reaksi :
2SO2 + Na2CO3 + H2O → 2NaHSO3 + CO2
produk (NaHSO3) direaksikan lagi dengan Na2CO3
reaksi :
2NaHSO3 + Na2CO3 → 2Na2SO3 + CO2 + H2O
terakhir Na2SO3 direaksikan dengan S dengan bantuan pemanasan.
Rekasi :
Na2SO3 + S → Na2S2O3 (Puput, 2008)
Ion tiosulfat memiliki struktur
(S-SO3)2- dan S-O masing-masing 1,99 ± 0,66 A. Panjang ikatan S-S yang
mendekati panjang ikatan S-O menunjukkan bahwa dalam ikatan S-S juga
terlibat ikatan n. Garam alkali tiosulfat banyak diproduksi terutama
untuk kebutuhan bidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk
melarutkan perak bromidayang tidak bereaksi dalam suatu emulsi. Ion
tiosulfat dengan ion perak dapat membentuk kompleks Ag(S2O3)- dan
Ag(S2O3)3-, ion tiosulfat juga membentuk kompleks dengan ion logam yang
lain(Arifin, 2010)
Thiosulfat mudah diperoleh
dengan mendidihkan larutan silfit dengan sulfur. Asam bebasnya tidak
stabil pada suhu biasa. Alkali thiosulfat diproduksi dipabrik untuk
digunakan dalam fotografi dimana mereka digunakan untuk melarutkan perak
bromida yang tidak reaktif dari emulsi dengan pembentukan kompleks
[Ag(S2O3)] dan [Ag(S2O3)2]3-; ion thiosulfat juga membentuk kompleks
dengan ion logam lainnya. Ion thiosulfat mempunyai struktur S-SO32-
(Cotton, 1989).
Campuran yang paling berbau
harum dapat sulfonated oleh tindakan tentang dipusatkan atau asam
belerang menggerutu untuk membentuk asam sulfonic. Reaksi mungkin
diwakili dengan mana reaksi sulfonation berlangsung, bagaimanapun,
bervariasi dengan sangat. Benzen dan toluene dapat bersulfonasi pada
suhu yang dingin, sedangkan anthraquinone memerlukan asam belerang dan
temperatur tinggi. Tidak sama dengan reaksi penggantian benzen
electrophilic yang lain, sulfonation adalah suatu reaksi yang dapat
dibalik. Jika air bukanlah yang dipindahkan secara terus-menerus
sepanjang reaksi kemudian hidrolisis sulfonic cuka akan mendorong
kearah reaksi kebalikan kepada bahan dasar yang berisi tidak ada
sulfonate yang menggolongkan. Keseluruhan proses sulfonation, jika air
adalah merupakan campuran reaksi, diwakili oleh berikut penyamaan:
Sulfonation adalah campuran berbau harum adalah sangat penting di dalam
pembuatan tentang celupan. Sebab sebab sulfonic biasanya dapat larut
dalam air, sulfonation tentang campuran berbau harum menyediakan
bermakna untuk membuat berbau harum campuran dapat larut dalam air.
Juga, kelompok cuka yang sulfonic mudah dipindahkan (Ali, 2006)
Unsur belerang biasanya adalah
padatan kuning dengan titik leleh 112,8 o C disebut dengan belerang
ortorombik ( belerang α). Transisi fasa polimorf ini menghasilkan
belerang monoklin (belerang β) pada suhu 95,5oC. Telah ditentukan pada
tahun 1935 bahwa belerang-belerang ini mengandung molekul-molekul siklik
berbentuk mahkota. Karena bentuknya molekular, belerang larut dalam
CS2. Tidak hanya cincin yang berannggotakan 8 tetapi cincin dengan
anggota 6-20 juga dikenal, dan polimer belerang heliks adalah belerang
bundar yang tak hinnga. Molekul S2 dan S3 ada dalam fasa gas. Bila
belerang dipanaskan, belerang akan mencair dan saat didinginkan menjadi
makromolekul seperti karet. Keragaman struktur belerang terkatenasi juga
terlihat dalam struktur kation dan anion poli belerang yang dihasilkan
dari reaksi spesi yang terkatenasi (Saito, 1996).
III. Metode Praktikum
A. Alat dan bahan yang digunakan
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
Refluks
Batang pengaduk
Tabung reaksi
Pembakar bunsen
Timbangan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
Natrium sulfat anhidrous
Serbuk belerang
Natrium sulfat
Larutan iodium dalam KI
Larutan HCl encer
Aquades
B. Prosedur kerja
IV. Hasil Pengamatan
A. Reaksi Lengkap
1. Pembuatan Natrium tiosulfat -5- hidrat
S8(s) + 8Na2SO32- + 5H2O 8Na2S2O32-.5H2O
(Serbuk kuning) (kristal padat putih)
2. Sifat- sifat kimia Natrium tiosulfat
I3- + 2Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI + I2
(larutan merah) (bening)
Na2S2O4 + 2HCl 2NaCl + H2SO4 + S(s)
(asam)
(endapan
B. Data Pengamatan
1. Pembuatan Natrium tiosulfat
Perlakuan Pengamatan
10 gram Na2SO3 +50 ml air - larutan berwarna keruh
10 gram Na2 SO3 + 50 ml air + 1,5 gr serbuk belerang - saling tidak melarutkan
- 10 gram Na2 SO3 + 50 ml air + 1,5 gr serbuk belerang (direfluks) - larutan berwarna kuning (homogen)
- Campuran setelah 2 jam - campuran menguap terbentuk Na2S2O3
Berat natrium sulfit = 10 gram
Volume = 50 ml
Berat serbuk S = 1,5 gram
Berat Cawan = 54,70 gram
Berat Kertas Saring = 1,15 gram
Berat Kristal (praktek) = 10,24 gram
Warna Kristal = Putih padat
Bentuk kristal = Sebuk
Reaksi : Na2SO3 + S + 5H2O Na2S2O3.5H2O
Dik : Mr Na2SO3 = 126 g/mol
Na2S2O3.5H2O = 248 g/mol
• Mol Na2SO3 =
• Mol Na2SO3 sebanding Mol Na2S2O3.5H2O
• Massa Na2S2O3.5H2O teori = Mol Na2S2O3 x Mr Na2S2O3
= 0.08mol x 248 g/mol
= 19,84 gram
• Massa eksperimen = 10,24 g
• % rendamen = massa Na2S2O3 praktik/massa Na2S2O3 teori x 100 %
=
= 51,61%
C. Pembahasan
Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
adalah salah satu jenis dari garam terhidrat. Garam terhidrat adalah
garam yang terbentuk dari senyawa-senyawa kimia yang dapat mengikat
molekul-molekul air pada suhu kamar. Ion tiosulfat dapat diperoleh
secara cepat dengan cara mendidihkan belerang dengan non sulfit atau
dengan cara mendekomposisi ion ditionit. Garam alkali tiosulfat banyak
diproduksi terutama untuk kebutuhan dibidang fotografi, dimana garam ini
digunakan untuk melarutkan perak bromida yang tidak bereaksi dalam
suatu emulsi. ion tiosulfat dapat membentuk kompleks Ag(S2O3)- dan
Ag(S2O3)23- Ion tiosulfat dapat juga membentuk kompleks dengan ion-ion
logam lain.
Dalam percobaan ini akan
dipelajari bagaimana cara pembuatan garam natrium tiosulfat dan
mempelajari sifat-sifatnya. Garam natrium tiosulfat (Na2S2O3) merupakan
suatu senyawa tiosulfat dari alkali (natrium). Garam ini memiliki sifat
hidroskopis (mudah menyerap air di udara) sehingga seringkali dijumpai
dalam bentuk hidratnya dibandingkan bentuk murninya. Bentuk hidrat dari
garam natrium tiosulfat paling banyak dalam bentuk 5-hidrat dan
10-hidratnya, karena garam natrium tiosulfat berbentuk serbuk putih,
tetapi untuk mereaksikannya tetap dalam bentuk padat karena tingkat
kelarutannya yang cukup tinggi dan dapat pula dijadikan dalam bentuk
larutan. Kebanyakan tiosulfat yang pernah dibuat dapat larut dalam air,
tetapi dalam bentuk timbal, perak atau barium hanya larut sedikit
sekali. Banyak dari tiosulfat ini larut dalam larutan natrium tiosulfat
berlebih, membentuk garam kompleks. Garam-garam tiosulfat merupakan
senyawa kompleks dimana kation yang mengikat tiosulfat merupakan atom
pusat yang menyediakan orbital kosong (elektrofilik) sehingga dapat
mengikat ligan anion yaitu tiosulfat yang memiliki elektron bebas
sehingga dapat membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Dalam percobaan ini diawali
dengan merefluks natrium sulfit dan belerang dalam sebuah labu alas
bulat, tujuan dari refluks ini yakni untuk mempercepat terjadinya reaksi
dan reaksi yang terjadi dapat maksimal (sempurna). Agar diperoleh
endapan maka larutan ini disaring dan filtratnya dipanaskan hingga
volumenya menjadi setengah dari volume awalnya kemudian disaring
kembali, dan dikeringkan sehingga diperoleh endapan natrium tiosulfat.
Dari percobaan ini diperoleh berat endapan sebesar 10,24 gram dengan
rendamen sebesar 51,61 %. Persen rendamen yang diperoleh ini artinya
banyaknya natrium tiosulfat yang diperoleh pada percobaan ini adalah
sebanyak 51,61 % dan dibandingkan dengan berat natrium tiosulfat yang
didapatkan secara teori. Hal ini menunjukan bahwa percobaan yang kita
lakukan berlangsung dengan cukup baik.
Berbagai macam cara dapat
dilakukan untuk mempelajari sifat-sifat dari garam natrium tiosulfat.
Diantaranya dalam percobaan ini akan dilakukan pemanasan, reaksi
terhadap iod, dan pengaruh terhadap asam encer. Dengan adanya pengaruh
pemanasan, kristal natrium tiosulfat-5-hidrat dibandingkan dengan
natrium tiosulfat-10-hidrat untuk melihat stabilitas termal antara
keduanya. Setelah dilakukan pemanasan pada suhu yang sama, maka kristal
natrium tiosulfat-10-hidrat terlihat lebih duluan mencair dibandingkan
dengan natrium tiosulfat-5-hidrat. Untuk reaksi terhadap iod, kristal
natrium tiosulfat dalam 20 ml air diteteskan 2-3 ml larutan iod dan
proses freaksi ini tidak menampakkan perubahan warna terhadap larutan
campuran tersebut. Untuk pengaruh asam encer, larutan natrium tiosulfat
direaksikan dengan HCl encer dengan perbandingan volume yang sama dan
setelah beberapa menit terjadi perubahan warna yakni warna larutan
campuran menjadi warna keruh seperti warna air beras yang dicuci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar